google-site-verification=G8DGEBPOmiHcfl5-m8WfPe_KawAEYjnvwqqbABl4l5g google-site-verification: googlee10025ebf65670c5.html 0812.8337.2796 BERUBAH - Heldin Manurung: 1

1


BERUBAH
Roma 12:2

Apa arti kata berubah?

Hati-hati! Jangan sembarangan menggunakan kata berubah. Kata ‘berubah’ bisa memberi makna yang berbeda.

Kata ‘berubah’ bisa digunakan untuk menyatakan perubahan positip, misalnya menyatakan sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik.

Kata ‘berubah’ bisa juga digunakan untuk menyatakan perubahan ke arah negatip, misalnya menyatakan sesuatu yang baik menjadi kurang baik atau menjadi buruk.

Namun dalam konteks ini, penulis menggunakan kata ‘berubah’ dalam pengertian positip. Terjadinya perubahan dari hal yang kurang baik menjadi lebih baik, dan semakin baik hingga menjadi yang terbaik sesuai kehendak Tuhan.

Kata ‘berubah’ dalam kehidupan orang Kristen berarti berubah dari kehidupan yang buruk menjadi kehidupan yang baik, atau perubahan hidup dari kehidupan kegelapan menjadi kehidupan terang. Kehidupan yang berada di bawah kuasa dosa berubah menjadi kehidupan seperti yang Tuhan kehendaki.


Pada saat saya kembali ke kampung halaman saya di daerah Pematang Siantar pada liburan lalu saya merasa kurang senang karena keadaan daerahnya masih tetap begitu-begitu saja alias tidak ada perubahan yang mendasar dan positip.

Mungkin bisa dikatakan bahwa daerah itu berubah ke arah yang negatip. Mengapa saya katakan demikian karena beberapa gedung peninggalan sejarah tampak terbengkalai. Yang lebih menyedihkan lagi bahwa tidak sedikit gereja dalam posisi berlutut.

Biasanya orang yang berlutut berdoa kepada Tuhan. Tetapi dalam hal ini gedung gereja yang berlutut karena ambruk akibat sudah keropos dimakan usia dan tidak direnovasi atau diperbaiki. Hal itu sangat merusak pemandangan, dan sangat menyedihkan.

Demikian jugalah mungkin Tuhan merasa sangat sedih pada saat melihat anak-anak-Nya dalam keadaan stagnan. Tetap apa adanya. Tidak berubah menjadi lebih baik. Bahkan tidak sedikit orang yang sudah menyatakan dirinya Kristen, atau bahkan dengan predikat anak Tuhan, atau bahkan menjadi pelayan di gereja tidak mengalami perubahan seperti yang diinginkan oleh Tuhan atas mereka.

Apakah Tuhan tidak sanggup untuk mengubah mereka? Tentu saja sanggup. Dan Tuhan telah melakukannya. Apakah anda tidak sadar bahwa Yesus telah melakukannya dengan dahsyat? Yesus telah melakukannya dengan merubuhkan bait suci yang lama dan membangun bait suci yang baru hanya dalam tiga hari, yaitu tubuh-Nya sendiri.

Kita pun telah mati di dalam kematian-Nya, kita pun telah bangkin di dalam kebangkitan-Nya. Kita pun kini hidup sebagai bait suci yang baru dan yang kudus bagi Tuhan.

Kini kita adalah manusia yang baru, ciptaan yang baru di dalam Yesus Kristus. Ingat! Tuhan telah mengubahkan kita.

Tapi tunggu dulu! Saya jadi bertanya-tanya dalam hati. Mengapa Tuhan menginginkan kita untuk berubah? Tuhan menginginkan kita untuk berubah menjadi orang benar. Menjadi orang yang taat pada-Nya. Menjadi orang yang mengasihi.

Tuhan menginginkan kita berubah karena manusia memang sudah rusak. Manusia telah jatuh ke dalam dosa. Manusia diberi hukuman pun tetap tidak mau berubah. Manusia telah menjadi masalah bagi Tuhan. Manusia telah membuat masalah bagi Tuhan.

Mengapa gerangan manusia menjadi masalah bagi Tuhan? Manusia telah jatuh ke dalam dosa. Manusia menjadi terpisah dari Allah. Manusia tadinya satu dengan Allah ketika mereka diciptakan segambar dengan Allah. Manusia tadinya bersama dengan Allah ketika mereka belum jatuh ke dalam dosa.

Ketika mereka melanggar hukum yang Tuhan berikan kepada mereka maka mereka menjadi mati di dalam roh. Roh yang tadinya mereka miliki dari Allah telah mati karena dosa. Mereka tidak lagi bisa beersama Allah yang dalam rupa Roh. Sejak itu, mereka menjadi masalah bagi Allah.

Mereka menimbulkan banyak masalah bagi Allah. Allah ingin mengubah manusia dengan memberikan hukum taurat kepada Musa, tetapi hukum tersebut tidak bisa mengubah mereka.

Allah mengutus para nabi untuk mengubah mereka tetapi mereka membunuhnya. Hingga akhirnya Allah mengutus Anak-Nya sendiri, Yesus Kristus tetapi manusia membunuh-Nya juga. Hingga kahirnya, Allah mengubah hukum Taurat yang pernah Ia berikan kepada Musa digantinya dengan Hukum Kasih Karunia.

Allah merelakan Anak-Nya, Yesus Kristus menjadi Kurban tebusan bagi keselamatan manusia. Allah menebus manusia dari segala dosa pelanggaran mereka. Allah mengubah mereka dari orang berdosa menajdi orang kudus.

Perubahan manusia yang sesungguhnya adalah perubahan oleh Tuhan Yesus Kristus. Yesus Kristuslah yang mengubah hidup manusia dari kehidupan kegelapan, artinya kehidupan di bawah kuasa dosa menjadi kehidupan terang, artinya kehidupan yang telah diselamatkan. Yesus sendirilah yang mengubah hidup manusia itu pada dasarnya dengan kematian-Nya di kayu salib.

Oleh karena itu setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan menerima Dia sebagai Juru Selamatnya berarti dia diselamatkan. Hidupnya telah berubah dari orang berdosa menjadi orang kudus.

Tidak hanya itu, Allah sendirilah yang membuat seseorang untuk datang dan percaya serta menerima Tuhan sebagai Juru Selamatnya pribadi.

Tak seorang pun yang bisa datang kepada Tuhan kalau bukan Tuhan yang menggerakkannya untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru Selamat pribadinya. “Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” (Yohanes 6:65).

Bersukacitalah setiap saudara yang datang dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat saudara. Bila saudara menerima Yesus berarti Roh Allah telah ada dalam diri saudara dan Dialah yang menuntun saudara untuk percaya kepada Yesus Kristus.

Pada saat seseorang pertama kali menarima Yesus Kristus berarti terjadi pertobatan awal dalam hidupnya. Yesus telah menebusnya dari segala hutang-hutangnya, yaitu dosa yang mengikatnya selama ini.

Yesus telah memindahkan dia dari tahanan, dan memberinya kebebasan. Tetapi perhatikan saudaraku! Kebebasan yang telah diberikan belum merupakan kebebasan mutlak. Masih ada wajib lapor, istilah hukum sekuler.      
.....

Yesus telah melepaskan dia dari rantai dosa yang membuatnya tidak bisa bergerak. Ingatlah bahwa rantainya baru dilepaskan dari satu ujung rantai yang terikat ke tiang. Satu ujung rantai yang terikat di pergelangan tangan dan kakinya belum dilepaskan.

Memang dia sudah terlepas dari ikatan tetapi masih belum bebas secara total karena satu ujung rantai masih terikat di tangan dan kakinya. Dia masih harus berupaya untuk melepaskannya dengan cara menaati firman Tuhan dan melakukannya dengan setia.

Inilah yang banyak disalahpahami oleh bayak orang Kristen. Mereka merasa telah dibebaskan oleh Yesus Kristus. Mereka tidak tahu persis bahwa mereka baru dilepaskan dari satu ujung rantai yang terikat ke tiang. Sementara ujung rantai yang terikat ke tangan dan kakinya masih tetap terikat.

Hal itulah yang membuat mereka berat untuk bergerak melakukan kebajikan yang dikehendaki oleh Tuhan untuk mereka lakukan. Untuk melepaskan belenggu tersebut setiap orang harus mengerjakan keselamatannya.

Dalam suratnya kepada jemaat Filipi, rasul Paulus mengatakan: “…karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,” (Filipi 2:12).

Setiap kita yag telah diselamatkan oleh Yesus Kristus masih harus mengerjakan dan mengisi kemerdekaan kita mempelajari firman Tuhan, tetap mempercayai-Nya. Mengubah pola pikir, perilaku, dan cara hidup. Berupaya meninggalkan cara hidup yang lama, dan memasuki cara hidup yang baru dalam terang Kristus. Meninggalkan cara hidup yang duniawi, dan memasuki kehidupan yang rohani.

Pada fase ini, seorang petobat baru membutuhkan seorang bapa rohani untuk menuntunnya keluar dari hidup yang lama dan berupaya memasuki hidup rohani. Seorang bapa rohani yang membimbing petobat baru haruslah seorang yang telah sungguh memahami seluk beluk kehidupan yang berkemenangan, dan diurapi Tuhan dengan kepenuhan Roh Kudus.

Dengan demikian dia akan bisa menuntun petobat baru agar dapat mengubah pola pikir, perilaku, dan cara hidup yang duniawi menjadi rohani. Meneliti firman Tuhan, memercayai, menaati, dan melakukannya dengan setia hingga belenggu-belenggu dan tali-tali kuk yang mengikatnya akan terlepas.

Seperti yang dikatakan oleh Yesaya: “…supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk” (Yesaya 58:6).

Pada fase pertobatan ini, seorang petobat baru harus betul-betul memperoleh tuntunan dan kekuatan baru untuk bisa sungguh-sungguh meninggalkan kehidupan yang lama dan memasuki serta melanjutkan kehidupan baru yakni kehidupan yang rohani.

Sedapat mungkin seorang petobat baru mendapat bimbingan dari seorang rohaniwan yang diurapi Tuhan untuk mendapatkan makanan rohani yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.

Seorang petobat baru sedapat mungkin dituntun untuk berserah diri kepada Tuhan dalam menjalani hidupnya. Jangan mengandalkan kekuatannya sendiri. Dengan mengandalkan kekuatan sendiri pasti akan gagal.

Belajarlah untuk makan makanan rohani dengan membaca Firman Tuhan setiap hari. Belajar berserah diri kepada Tuhan, dan andalkan Tuhan dalam menjalani hidup setiap hari. Dan cara belajar terbaik adalah dengan memasuki sekolah Roh Kudus.

Seorang yang telah bertobat akan menunjukkan perubahan dengan buah-buah pertobatannya. Dia akan hidup dengan pola pikir yang baru, yakni pola pikir yang rohani. Dia akan hidup dengan perilaku yang rohani, dan dengan cara hidup yang rohani.

Hal ini akan bertumbuh terus sesuai dengan perkembangan pengetahuan (hikmat) yang ia peroleh dari Tuhan dengan membaca dan mempelajari Firman Tuhan setiap hari. Pola hidup yang dibangun atas dasar pertobatan yang benar akan menghasilkan gaya hidup rohani yang dikehendaki oleh Tuhan bila membiasakan diri berserah diri kepada Tuhan dan membentuk karakternya dengan pengajaran Firman Tuhan.

Setiap orang akan mengalami perubahan yang signifikan dan permanen dalam hidupnya dengan membaca, memahami, dan merenungkan firman Tuhan yang kita baca dalam Alkitab dengan baik dan intensif.

Firman Tuhan sungguh berkuasa untuk mengubah hidup dan kehidupan kita asal kita dengan sungguh percaya dengan apa yang dikatakan oleh firman Tuhan.

Seperti yang disampaikan oleh Tuhan kepada kita melalui pemazmur Daud: “tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:2-3)

Setiap orang yang ingin mengalami perubahan yang signifikan dan permanen dalam hidup seseorang dia harus mengusahakan agar firman Tuhan tinggal di dalam dia.

Apakah yang dimaksud dengan firman Tuhan tinggal di dalam dia? Agar firman Tuhan tetap tinggal di dalam kita berarti kita harus meneliti (membaca dan merenungkan), melakukan, dan membagikan firman Tuhan tersebut.

Prinsip ini sungguh benar dan tepat diterapkan dalam kehidupan kristiani karena prinsip ini telah diterapkan oleh Ezra pada saat ia membangun kembali tembok Yerusalem. Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel. (Ezra 7:10)

Prinsip ini juga kami terapkan dalam kelompok kami dengan sebutan metode 3M, yakni Meneliti (membaca dan merenungkan), Melakukan, dan Membagikan (mengajarkannya) firman Tuhan kepada orang lain.

Dengan menerapkan prinsip 3M (Meneliti, Melakukan, dan Membagikan) tersebut setiap jemaat pasti mengalami Firman Tuhan yang diam dalam dirinya dan sungguh bekerja dan berkuasa atas hati dan jiwanya.

Firman Tuhan tersebut akan sungguh-sungguh berkuasa melakukan perubahan dan bahkan memulihkan seluruh sendi kehidupan setiap anak Tuhan yang turut serta dalam prinsip 3M tersebut.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh raja Salomo dalam Amsalnya: “Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka” (Amsal 4:22).

Setelah anda diubahkan oleh Tuhan, selanjutnya diperlengkapi hingga anda akan dipakai menjadi alat di tangan-Nya. Setiap orang yang telah diubahkan oleh Tuhan diinginkannya bertumbuh dan berkembang dengan pola hidup yang baru.

Seorang anak Tuhan haruslah memiliki pola hidup seperti yang Tuhan kehendaki. Seperti dikatakan oleh rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika: “dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya” (1 Tesalonika 2:12).

Seseorang yang telah diubahkan hidupnya oleh Tuhan harus hidup sesuai kehendak Tuhan. Tuhan menghendaki agar kita hidup oleh Dia dan untuk Dia. Seperti firman Tuhan kepada jemaat Kolose: “…segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kolose 1:16b).

Dengan membaca nats firman Tuhan ini semakin jelas bagi kita bahwa kita diciptakan atau kini telah diubahkan oleh Dia dan hidup kita pun untuk Dia. Kita boleh mempunyai banyak pilihan dalam hidup kita.

Kita dapat memilih siapa istri atau suami kita, kita dapat memilih karir kita. kita dapat memilih tempat tinggal kita, kita boleh memilih tempat dimana kita bergereja, tetapi kita tidak boleh memilih tujuan hidup kita. Tujuan hidup kita hanya untuk kesukaan dan kemuliaan bagi Tuhan yang telah menciptakan kita.

Bila kita percayan bahwa Tuhan telah mengubah hidup kita dari kehidupan kegelapan menjadi kehidupan terang oleh terang Tuhan sendiri maka kita harus belajar untuk hidup sesuai kehendak-Nya. Kita harus meminta tuntunan Tuhan oleh Roh-Nya untuk mengajar dan menuntun kita mencapai tujuan-Nya dalam hidup kita.

Tujuan hidup kita jauh lebih mulia daripada cita-cita dan ambisi kita. jauh lebih mulia daripada prestasi yang kita upayakan sendiri, dan jauh lebih mulia daripada apapun yang kita pikirkan dengan pikiran sendiri.

Bila kita mengetahui bahwa kita berasal dari Allah, dilahirkan dan diubahkan oleh-Nya, dan hidup kita ini seutuhnya untuk tujuan-Nya maka kita harus mencari Dia dan hidup di dalam-Nya. Hidup kita yang lama dan semua yang kita miliki dan capai, seperti harga diri, gelar atau pangkat, kekayaan, dan karir akan menjadi tidak berguna lagi. Itu semua akan dianggap menjadi sampah bila kita telah menemukan tujuan hidup kita yang sesungguhnya.

Setelah menemukan tujuan hidupnya, rasul Paulus berkata demikian: “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh akrena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:8).

Banyak orang yang masih berpikiran duniawi secara terang-terangan memanfaatkan Allah untuk aktualisasi diri mereka. Lihatlah bahwa mereka telah memutarbalikan firman Tuhan. Ketahuilah bahwa mereka pasti gagal dalam hidupnya.

Saya pun telah pernah melakukannya sebelum saya bertobat. Dan memang betul saya pun pernah mengalami kegagalan. Masih ingat kaan firman Tuhan yang mengatakan bahwa kita manusia diciptakan oleh Allah dan untuk Dia, bukan sebaliknya.

Kita menjalani hidup harus taat pada firman Tuhan dan melakukannya dengan setia. Kita menjalani hidup yang Tuhan berikan kepada kita berarti kita harus menginjinkan Tuhan memakai kita untuk tujuan-Nya. Jangan dibalik, loooh.

Kita tidak boleh memanfaatkan Tuhan untuk mencapai tujuan kita sendiri. Kita tidak boleh menggunakan pikiran kita sendiri. Mengandalkan daging dan pikiran duniawi akan memasuki jalan butu, dan menjadi sia-sia.

Selama duaribu tahun lebih, bayak orang telah mengalami kebingungan dalam mencapai tujuan hidup mereka. Mengapa mereka bingung?

Mereka bingung dan tidak menemukan tujuan hidup mereka karena mereka menjalaninya dengan cara yang salah. Mereka mengawalinya dengan titik awal yang keliru. Mereka mengawalinya dengan diri mereka sendiri. Mereka tidak mengawalinya dengan Tuhan. Mereka lupa firman Tuhan yang mengatakan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dan untuk tujuan-Nya.

Bila kita ingin mengetahui mengapa Tuhan melahirkan kita dan menempatkan kita di planet bumi ini maka kita harus memulainya dengan Allah. Dialah yang menciptakan kita. Dialah yang mengetahui awal dan kahir hidup kita. dan Dialah yang mengetahui tujuan hidup kita. Hanya untuk kesukaan-Nya.

Kita bisa menemukan dan membaca banyak buku yang menjelaskan dan mengajarkan berbagai cara bagaimana menemukan tujuan hidup dengan analisa pikiran manusia. Buku-buku tersebut berupaya mengajarkan bagaimana menolong diri sendiri dan memperhebat diri sendiri dengan kekuatan dan pikiran sendiri.

Bahkan sebagian buku tersebut ditulis oleh rohaniwan Kristen. Mereka bahkan dengan bangga mempromosikan diri mereka menjadi inspirator di radio-radio. Mereka menginspirasi orang-orang untuk memperhebat diri mereka dangan mengatakan bahwa mereka akan menemukan tujuan hidup mereka. Mungkin mereka lupa bahwa mereka sedang menjaalani hidup yang sekuler yang berujung dengan kata sukses.

Anda perlu mengetahui bahwa mencapai sukses adalah berbeda dengan memenuhi tujuan hidup. Anda boleh berhasil dalam mencapai sukses anda. Dan semakin anda sukses dalam standar dunia, anda akan semakin jauh dari pencapaian tujuan hidup anda.

Tujuan hidup kita bukan sukses dunia. Tujuan hidup kita adalah untuk kesukaan Tuhan, bukan kesukaan kita sendiri.

Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa berserah diri dan mengorbankan dirilah cara untuk menemukan tujuan hidup kita. Alkitab tidak mengajarkan kepada kita untuk hidup mandiri apalagi menolong diri sendiri.

Alkitab bukanlah kitab yang mengajarkan manusia untuk menolong dirinya sendiri. Bukan juga merupakan pedoman untuk menemukan atau menata karir dan meraih impian-impian kita.

Alkitab mengajarkan kepada kita bagaimana kita menata hidup kita dan mengurangi kegiatan-kegiatan sekuler dalam hidup kita.

Dengan demikian kita akan semakin fokus dengan hal yang paling penting dalam hidup kita, yaitu menjadi pribadi yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sesuai dengan tujuan Tuhan menciptakan kita.

Dalam alkitab dengan jelas Allah telah menyatakan tujuan-tujuan-Nya untuk kehidupan kita. Allah menjelaskan mengapa kita hidup, bagaimana hidup kita akan berlangsung, apa yang harus kita hindari, bagaimana tentang masa depan kita, dan menjelaskan kepada kita tentang- hal- hal yang kita tidak dapat peroleh dari dunia sekuler.

Allah adalah penuh hikmat. Tak seorang pun yang dapat memahami hikmat-Nya. Manusia tidak dapat memahami Allah. Hikmat Allah jauh tersembunyi dalam maksud-maksud-Nya. Seperti dikatakan dalam kitab Pengkhotbah: “maka nyatalah kepadaku, bahwa manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah, yang dilakukannya di bawah matahari.

Bagaimanapun manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan menyelaminya. Walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia tidak dapat menyelaminya” (Pengkhotbah 8:17).

Rasul Paulus telah menyaksikan hikmat Allah yang begitu tak terselami, seperti dalam suratnya kepada jemaat Roma, dikatakan: “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” (Roma 11:33).

Kita patut bersyukur kepada Allah karena kita memiliki Yesus yang telah mengubah kita dari kehidupan kegelapan ke dalam hidup terang. Dia sendirilah hidup kita. Dialah yang memberitahukan kita jalan-jalan Allah.

Hanya di dalam Yesus Kristuslah kita dapat mengenal tujuan hidup kita yang sesungguhnya. Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, rasul Paulus mengatakan: ”bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin” (1 Korintus 16:27).

Allah bukan hanya pencipta kita, tetapi Dia jugalah yang mengubah hidup kita di dalam Yesus Kristus. Dialah hidup kita. Di dalam Dialah kita dapat menemukan tujuan hidup kita melalui firman-Nya, yaitu hikmat Allah.

Kita dapat mengetahui tujuan hidup kita melalui hikmat Allah, yaitu firman Allah, bukan melalui hikmat dunia. Kita harus menjalani hidup kita melalui kebenaran-kebenaran firman Tuhan, bukan berdasarkan pengetahuan sekuler, motivasi sukses, atau kisah orang-orang yang memberi inspirasi. Tujuan hidup kita telah dinyatakan dalam Kristus Yesus.

Dalam suratnya kepada jemaat Efesus, rasul Paulus mengatakan: “Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan – kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya” (Efesus 1:11).

Kita hanya bisa berubah karena Yesus Kristus yang telah mengubah hidup kita. Marilah kita mencari Yesus, mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dan dengan segenap akal budi kita. Marilah kita mencapai tujuan hidup kita seperti telah dinyatakan dalam diri-Nya.

Doa kami tulisan yang kami sajikan ini menjadi berkat bagi saudara.

Terima kasih, saudara telah membaca tulisan yang disajikan oleh Ev. Heldin Manurung dalam website ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara. Amin!