BERUBAH
Roma 12:2
Apa arti kata berubah?
Hati-hati! Jangan sembarangan menggunakan
kata berubah. Kata ‘berubah’ bisa memberi makna yang berbeda.
Kata ‘berubah’ bisa digunakan untuk menyatakan
perubahan positip, misalnya menyatakan sesuatu yang kurang baik menjadi lebih
baik.
Kata ‘berubah’ bisa juga digunakan untuk
menyatakan perubahan ke arah negatip, misalnya menyatakan sesuatu yang baik
menjadi kurang baik atau menjadi buruk.
Namun dalam konteks ini, penulis menggunakan
kata ‘berubah’ dalam pengertian positip. Terjadinya perubahan dari hal yang
kurang baik menjadi lebih baik, dan semakin baik hingga menjadi yang terbaik
sesuai kehendak Tuhan.
Kata ‘berubah’ dalam kehidupan orang Kristen
berarti berubah dari kehidupan yang buruk menjadi kehidupan yang baik, atau
perubahan hidup dari kehidupan kegelapan menjadi kehidupan terang. Kehidupan
yang berada di bawah kuasa dosa berubah menjadi kehidupan seperti yang Tuhan
kehendaki.
Pada saat saya kembali ke kampung halaman
saya di daerah Pematang Siantar pada liburan lalu saya merasa kurang senang
karena keadaan daerahnya masih tetap begitu-begitu saja alias tidak ada
perubahan yang mendasar dan positip.
Mungkin bisa dikatakan bahwa daerah itu
berubah ke arah yang negatip. Mengapa saya katakan demikian karena beberapa
gedung peninggalan sejarah tampak terbengkalai. Yang lebih menyedihkan lagi
bahwa tidak sedikit gereja dalam posisi berlutut.
Biasanya orang yang berlutut berdoa kepada
Tuhan. Tetapi dalam hal ini gedung gereja yang berlutut karena ambruk akibat
sudah keropos dimakan usia dan tidak direnovasi atau diperbaiki. Hal itu sangat
merusak pemandangan, dan sangat menyedihkan.
Demikian jugalah mungkin Tuhan merasa sangat
sedih pada saat melihat anak-anak-Nya dalam keadaan stagnan. Tetap apa adanya.
Tidak berubah menjadi lebih baik. Bahkan tidak sedikit orang yang sudah
menyatakan dirinya Kristen, atau bahkan dengan predikat anak Tuhan, atau bahkan
menjadi pelayan di gereja tidak mengalami perubahan seperti yang diinginkan
oleh Tuhan atas mereka.
Apakah Tuhan tidak sanggup untuk mengubah mereka?
Tentu saja sanggup. Dan Tuhan telah melakukannya. Apakah anda tidak sadar bahwa
Yesus telah melakukannya dengan dahsyat? Yesus telah melakukannya dengan
merubuhkan bait suci yang lama dan membangun bait suci yang baru
hanya dalam tiga hari, yaitu tubuh-Nya sendiri.
Kita pun telah mati di dalam kematian-Nya,
kita pun telah bangkin di dalam kebangkitan-Nya. Kita pun kini hidup sebagai
bait suci yang baru dan yang kudus bagi Tuhan.
Kini kita adalah manusia yang baru, ciptaan
yang baru di dalam Yesus Kristus. Ingat! Tuhan telah mengubahkan kita.
Tapi tunggu dulu! Saya jadi bertanya-tanya
dalam hati. Mengapa Tuhan menginginkan kita untuk berubah? Tuhan menginginkan
kita untuk berubah menjadi orang benar. Menjadi orang yang taat pada-Nya.
Menjadi orang yang mengasihi.
Tuhan menginginkan kita berubah karena
manusia memang sudah rusak. Manusia telah jatuh ke dalam dosa. Manusia diberi
hukuman pun tetap tidak mau berubah. Manusia telah
menjadi masalah bagi Tuhan. Manusia telah membuat masalah bagi Tuhan.
Mengapa gerangan manusia menjadi masalah bagi
Tuhan? Manusia telah jatuh ke dalam dosa. Manusia menjadi terpisah dari Allah.
Manusia tadinya satu dengan Allah ketika mereka diciptakan segambar dengan
Allah. Manusia tadinya bersama dengan Allah ketika mereka belum jatuh ke dalam
dosa.
Ketika mereka melanggar hukum yang Tuhan
berikan kepada mereka maka mereka menjadi mati di
dalam roh. Roh yang tadinya mereka miliki dari Allah telah mati karena dosa.
Mereka tidak lagi bisa beersama Allah yang dalam rupa Roh. Sejak itu, mereka
menjadi masalah bagi Allah.
Mereka menimbulkan banyak masalah
bagi Allah. Allah ingin mengubah manusia dengan
memberikan hukum taurat kepada Musa, tetapi hukum tersebut tidak bisa mengubah
mereka.
Allah mengutus para nabi untuk mengubah
mereka tetapi mereka membunuhnya. Hingga akhirnya Allah mengutus Anak-Nya
sendiri, Yesus Kristus tetapi manusia membunuh-Nya juga. Hingga kahirnya, Allah
mengubah hukum Taurat yang pernah Ia berikan kepada Musa digantinya dengan
Hukum Kasih Karunia.
Allah merelakan Anak-Nya, Yesus Kristus
menjadi Kurban tebusan bagi keselamatan manusia. Allah menebus manusia dari segala
dosa pelanggaran mereka. Allah mengubah mereka dari orang berdosa menajdi orang
kudus.
Perubahan manusia yang sesungguhnya adalah
perubahan oleh Tuhan Yesus Kristus. Yesus Kristuslah yang mengubah hidup
manusia dari kehidupan kegelapan, artinya kehidupan di bawah kuasa dosa menjadi
kehidupan terang, artinya kehidupan yang telah diselamatkan. Yesus sendirilah
yang mengubah hidup manusia itu pada dasarnya dengan kematian-Nya di kayu
salib.
Oleh karena itu setiap orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus dan menerima Dia sebagai Juru Selamatnya berarti dia
diselamatkan. Hidupnya telah berubah dari orang berdosa
menjadi orang kudus.
Tidak hanya itu, Allah sendirilah yang
membuat seseorang untuk datang dan percaya serta menerima Tuhan sebagai Juru
Selamatnya pribadi.
Tak seorang pun yang bisa datang kepada Tuhan
kalau bukan Tuhan yang menggerakkannya untuk menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan juru Selamat pribadinya. “Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah kukatakan
kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku kalau Bapa tidak
mengaruniakannya kepadanya.” (Yohanes 6:65).
Bersukacitalah setiap saudara yang datang dan
menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat saudara. Bila saudara menerima
Yesus berarti Roh Allah telah ada dalam diri saudara dan Dialah yang menuntun
saudara untuk percaya kepada Yesus Kristus.
Pada saat seseorang pertama kali menarima
Yesus Kristus berarti terjadi pertobatan awal dalam hidupnya. Yesus telah
menebusnya dari segala hutang-hutangnya, yaitu dosa yang mengikatnya selama
ini.
Yesus telah memindahkan dia dari tahanan, dan
memberinya kebebasan. Tetapi perhatikan saudaraku! Kebebasan yang telah
diberikan belum merupakan kebebasan mutlak. Masih ada wajib lapor, istilah
hukum sekuler.